Tempat Sampah Itu Bernama BUMI

Tempat Sampah Itu Bernama BUMI









Tak mengherankan kiranya jika themovieblog.com menempatkan film animasi ini pada urutan pertama di 10 film terbaik hingga pertengahan tahun 2008.

Film science fiction besutan sutradara Angus MacLane ini memang sengaja memamerkan kelembutan grafis hasil kerja keras tim animator di studio Pixar. Sebagaimana yang pernah diungkapkan Angus bahwa dengan film ini para animator di studio tersebut mendapat kesempatan untuk memamerkan talenta mereka.

Bahkan di bagian pembuka, Wall-E hanya menyuguhkan adegan tanpa dialog sepanjang 40 menit. Hanya menggambarkan bumi yang telah tertutup sampah dan sebuah robot kumuh yang ‘riwa-riwi’ sedang mem-packing sampah. Sesekali terdengar robot tersebut menggerutu sendiri. Tentu saja ini menjadi tantangan tersendiri bagi tim Pixar untuk membuatnya jadi tak membosankan. Dan terbukti mereka sukses melakukannya.

Film ini mengisahkan robot mungil, kuno nan kumuh yang bernama WALL-E (Waste Allocation Load Lifter-Earth-Class) yang bertugas membersihkan bumi dengan cara mem-packing sampah-sampah yang berserakan. Hingga suatu ketika sebuah agen bernama Eve yang ditugaskan untuk mencari sebuah tanaman yang masih hidup di bumi. Wall-E pun seketika langsung jatuh cinta pada Eve yang bernampilan mulus tersebut. Seperti halnya karakter agen wanita dalam film lain pada umumnya, sosok Eve di sini juga dingin, cuek, acuh, dan super jutek.

Meski hanya robot, tim Pixar mampu melekatkan karakter yang kuat pada Wall-E. Sebagaimana orang sedang jatuh cinta pada umumnya. Terlebih ketika Eve “membeku” setelah ia menemukan tanaman yang dicarinya. Wall-E berusaha mati-matian untuk membangunkan Eve. Kesempatan itu pun tak Wall-E sia-siakan untuk berkencan dengan Eve. Bahkan, mereka sempat melangsungkan ”pernikahan” di senja hari. Adegan ini terasa semakin romantis saat tim Pixar menambahkan iringan musik first date yang unik garapan Thomas Newman.

Setelah beberapa hari “membeku”, Eve pun ditarik kembali ke pesawat karena telah menyelesaikan tugasnya. Wall-E yang menganggap kekasihnya telah diculik, maka ia pun nekat ‘gandol’ di pesawat induk tersebut. Hingga mereka tiba di sebuah pesawat induk bernama AXIOM.

Dikisahkan bahwa penduduk bumi tinggal di AXIOM untuk sementara waktu, selama robot pembersih bumi bekerja. Hingga bumi benar-benar bersih kembali. Dan diperkenankan kembali ke bumi saat ditemukan tanaman tumbuh di bumi. Tapi karena sampah-sampah di bumi telah melebihi ambang batas, maka manusia pun tidak diperkenankan kembali ke bumi.

Dengan program B & L alias Buy and Large, manusia yang tinggal di AXIOM dimanjakan dengan berbagai fasilitas. Bahkan, mereka tak perlu berjalan kaki. Hingga membuat bobot mereka pun berlimpah. Dari tahun ke tahun, kondisi mereka selalu ”monoton” baik.

Beralasan karena kondisi bumi yang tak layak huni lagi, maka sistem otomatis AXIOM berusaha menggagalkan program kembali ke bumi tersebut. Bosan dan rasa penasaran sang kapten tentang bumi yang membawanya ingin kembali ke bumi. Tentu saja hal itu membuatnya harus melawan asisten robotnya sendiri. Inilah pesan moral terbaik dari film ini. Dimana ketergantungan pada teknologi tak selamanya baik. Dan tentu saja tentang menjaga kelestarian bumi.

0 komentar:

Posting Komentar